Sabtu, 21 Februari 2009

LEGENDA ULAR PUTIH


Sinopsis Legenda Ular Putih (白 蛇 传)

Legenda Ular Putih (白 蛇 传) adalah sebuah kisah percintaan yang romantis, tragis, dan penuh intrik. Cerita ini mengisahkan percintaan antara seorang anak manusia bernama Xu Xian (许 仙) dengan seekor siluman ular putih bernama Bai Suzhen(白 素 贞). Ketulusan dan kemurnian cinta mereka mampu mengikis segala perbedaan, rintangan, dan halangan yang datang silih berganti.
Alkisah, seekor ular putih telah berhasil menyelesaikan pertapaannya selama ribuan tahun di Gunung Emei(峨 眉 山). Ia menjelma menjadi gadis cantik bernama Bai Suzhen. Bersama adiknya seekor siluman ular hijau, Xiao Qing (小 青), Bai Suzhen pergi meninggalkan Gunung Emei untuk melihat dunia luar. Suatu hari sampailah mereka di Danau Xihu(西 湖) yang terletak di Hangzhou(杭 州). Mereka sangat mengagumi pemandangan danau itu. Hari itu adalah hari raya Qing Ming(清 明), mereka berpapasan dengan banyak orang yang pergi untuk membersihkan kuburan. Tak jauh dari mereka, di dekat jembatan ada seorang pemuda tampan yang menarik perhatian Bai Suzhen, pemuda itu bernama Xu Xian. Bai Suzhen membuat hujan dengan sihirnya untuk menarik perhatian pemuda itu. Hal ini berhasil, Xu Xian pun mengantarkan mereka dengan perahu yang disewanya. Oleh karena hujan masih turun, Xu Xian meminjamkan payungnya kepada Bai Suzhen untuk dibawa pulang. Bai Suzhen kemudian meminta Xu Xian datang ke rumahnya pada keesokan harinya untuk mengambil payung tersebut.
Hari berikutnya Xu Xian datang ke rumah Bai Suzhen untuk mengambil payungnya. Bai Suzhen mengajak Xu Xian untuk minum teh dan bercakap-cakap. Xiao Qing juga menyuguhkan beberapa cangkir arak untuk disajikan. Xiao Qing mengetahui kedua insan tersebut telah saling jatuh cinta, maka ia meminta Xu Xian mengajukan lamaran pada Bai Suzhen. Pada awalnya Xu Xian ragu-ragu namun karena Xiao Qing pandai berbicara dan Xu Xian sedikit mabuk pada akhirnya ia setuju untuk melamar Bai Suzhen, sebab jauh di dalam lubuk hatinya ia pun menyukai Bai Suzhen. Akhirnya pada malam itu juga Xu Xian menikahi Bai Suzhen.
Setelah menikah, Bai Suzhen dan Xu Xian lalu membuka toko obat di daerah Zhenjiang(镇 江). Usaha mereka sangat lancar terlebih lagi karena Bai Suzhen berhasil menyembuhkan warga yang terkena berbagai macam penyakit. Sampai pada suatu hari datanglah biksu Fa Hai(法 海) dari Kuil Jin Shan(金 山), ia ingin menangkap dan memusnahkan Bai Suzhen. Biksu Fa Hai beranggapan bahwa keberadaan Bai Suzhen merupakan suatu kesalahan yang bisa mengakibatkan bencana. Xu Xian yang polos berhasil terkena pengaruh biksu Fa Hai, ia mulai meragukan keberadaan Bai Suzhen sebagai manusia. Xu Xian lalu melakukan semua perkataan Fa Hai yaitu mengajak Bai Suzhen minum arak Xionghuang (雄 黄) pada hari Festival Perahu Naga(端 午 节). Pada hari itu apabila semua siluman meminum arak Xionghuang akan berubah ke wujud aslinya.
Pada awalnya Bai Suzhen menolak untuk meminum arak tersebut, namun karena suaminya terus memaksanya, akhirnya ia terpaksa untuk meminumnya. Setelah meminumnya ia merasa tidak enak badan, Xu Xian lalu mencoba untuk mengobati istrinya. Akan tetapi pada saat Xu Xian menyingkap selimut, ia tidak menemukan istrinya melainkan seekor ular. Hal ini membuatnya terkejut sampai ia mengalami kematian. Saat mengetahui suaminya meninggal dunia ia merasa sangat kehilangan, untunglah Xiao Qing mengetahui kalau di Gunung Kunlun (昆 仑 山) terdapat suatu tumbuhan dewa yang bisa menghidupkan manusia dari kematian. Walaupun Bai Suzhen dalam keadaan hamil namun ia tetapi pergi ke Gunung Kunlun untuk mengambil tumbuhan tersebut.
Ketika ia hendak mengambil tumbuhan tersebut, ia dihadang oleh dua orang penjaga yang hebat. Mereka adalah Putra Rusa(鹿 童) dan Putra Bangau (鹤 童), mereka berdua berhasil memojokkan Bai Suzhen. Akan tetapi tiba-tiba Dewa Gunung (南 极 仙 翁) datang menyelamatkan Bai Suzhen, selain itu ia juga memberikan tumbuhan dewa itu kepada Bai Suzhen. Dewa Gunung tersentuh oleh keberanian dan pengorbanan Bai Suzhen terhadap suaminya. Dengan tumbuhan dewa yang ia dapat, Bai Suzhen dapat menyadarkan Xu Xian kembali.
Suatu hari Xu Xian tidak sengaja kembali bertemu dengan biksu Fa Hai, lalu biksu itu mengajak Xu Xian ke Kuil Jinshan. Xu Xian yang polos tidak merasa curiga terhadap biksu Fa Hai. Akan tetapi sesampainya di Kuil Jinshan biksu Fa Hai malah memaksanya menjadi biksu. Xu Xian tentu saja menolak hal itu namun biksu jahat itu tetap memaksanya menjadi biksu dan mengurungnya di Kuil Jinshan. Setelah beberapa hari Xu Xian menghilang, Bai Suzhen mulai khawatir dengan keadaan suaminya. Ia kemudian menyuruh Xiao Qing untuk mencarinya. Akhirnya Bai Suzhen dan Xiao Qing mengetahui keberadaan Xu Xian, mereka lalu datang ke Kuil Jinshan untuk membebaskannya. Mereka pun meminta bantuan pasukan hewan air untuk menenggelamkan Kuil Jinshan. Akan tetapi keadaan Bai Suzhen tidak memungkinkannya untuk bertarung, akhirnya Bai Suzhen dan Xiao Qing memutuskan untuk mundur sementara waktu.
Bai Suzhen dan Xiao Qing lalu memutuskan untuk pindah ke rumah kakak perempuan Xu Xian di Hangzhou. Xu Xian diam-diam telah dibebaskan oleh seorang biksu muda dari Kuil Jinshan. Xu Xian lalu pulang ke rumahnya, namun ketika sampai di rumah ia tidak mendapati Bai Suzhen dan Xiao Qing di sana. Ia lalu pergi Hangzhou untuk mencari istrinya. Saat melintasi Danau Xihu secara tidak sengaja Xu Xian bertemu dengan istrinya dan Xiao Qing. Xiao Qing yang sedang emosi langsung menyerang Xu Xian, tetapi Bai Suzhen menahannya. Bai Suzhen pada saat itu juga mengatakan hal yang sebenarnya kepada suaminya. Xu Xian terkejut dengan pernyataan istrinya tetapi ia tetap menerima Bai Suzhen apa adanya malah setelah mengetahui semuanya ia lebih mencintainya. Mereka bertiga kemudian tinggal di rumah kakak perempuan Xu Xian di Hangzhou.
Beberapa bulan kemudian Bai Suzhen melahirkan bayi laki-laki. Bayi laki-laki itu kemudian diberi nama Meng Jiao (梦 蛟), akan tetapi kegembiraan mereka tidak bertahan lama. Saat Meng Jiao genap berusia satu bulan biksu Fa Hai datang ke rumah mereka dan menangkap Bai Suzhen. Ia dengan mangkuk emasnya berhasil mengalahkan Bai Suzhen dan mengurungnya di bawah Pagoda Leifengta (雷 峰 塔). Xu Xian merasa sangat sedih karena kehilangan istrinya.
Untunglah sesaat sebelum Bai Suzhen tertangkap, ia berpesan pada Xiao Qing agar ia kembali ke Gunung Emei untuk melanjutkan pertapaannya. Tujuh tahun kemudian Xiao Qing datang kembali untuk membebaskan Bai Suzhen. Akhirnya Bai Suzhen berhasil dibebaskan oleh Xiao Qing.



Peran dan Peranan dalam Drama Ular Putih

Peran Tokoh-tokoh dalam Drama Ular Putih
Bai Suzhen 白 素 贞
Bai Suzhen berperan sebagai Dan 旦 (perempuan) yang cantik, baik dan setia. Bai Suzhen adalah seekor siluman ular putih yang menikah dengan seorang manusia biasa, Xu Xian. Akan tetapi pernikahan mereka terancam kandas di tengah jalan karena kehadiran Biksu Fa Hai. Biksu Fa Hai ingin menangkap dan memusnahkan Bai Suzhen.

Xiao Qing 小 青
Xiao Qing yang juga berperan sebagai Dan旦 (perempuan) adalah pelayan Bai Suzhen yang berani, tangkas, dan juga setia. Xiao Qing adalah seekor siluman hijau yang merupakan pelayan Bai Suzhen. Akan tetapi kedekatan hubungan mereka melebihi hubungan pelayan dan majikan, bahkan Bai Suzhen sudah menganggap Xiao Qing sebagai adiknya.

Xu Xian 许 仙
Xu Xian berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Ia adalah seorang pemuda yang menaruh hati pada Bai Suzhen, sampai suatu hari ia menjadi suami Bai Suzhen. Pemuda desa yang sangat sederhana ini berparas tampan dan memiliki budi pekerti yang sangat baik hati.

Biksu Fa Hai 法 海
Biksu Fa Hai berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Seorang biksu yang dulunya adalah seekor kura-kura yang pernah belajar ilmu sihir sehingga ia memanfaatkan ilmunya tersebut untuk kejahatan. Biksu Fa Hai adalah kepala biksu dari Kuil Jin Shan. Walaupun seorang biksu namun dia mempunyai sifat yang tidak baik.


Dewa Gunung 南 极 仙 翁
Dewa Gunung berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Dewa yang menguasai Gunung Kunlun 昆 仑 山. Ia mempunyai sifat arif dan bijaksana.

Putra Rusa 鹿 童
Putra Rusa berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Salah satu penjaga obat dewa yang ada di Gunung Kunlun.

Putra Bangau 鹤 童
Putra Bangau berperan sebagai sheng 生 (laki-laki). Salah satu penjaga obat dewa yang ada di Gunung Kunlun. Ia bersama putra rusa menjaga obat dewa.


Peranan Tokoh-tokoh dalam Drama Ular Putih
Bai Suzhen merupakan tokoh yang memiliki peranan sebagai Qing Yi 青 衣, karena ia adalah seorang wanita yang setia dan pecinta yang malang. Hal itu dapat dilihat dari sikap rela berkorban yang dimilikinya terhadap suaminya, Xu Xian.
Xiao Qing mempunyai peranan sebagai Wu Dan 武 旦, karena ia adalah wanita muda yang berani, tangkas, dan bisa berkelahi.
Xu Xian mempunyai peranan sebagai Xiao Sheng 小 生, karena ia merupakan seorang pemuda desa yang sederhana, baik hati, dan memiliki cinta yang tulus, serta penuh kelembutan.
Biksu Fa Hai mempunyai peranan sebagai Duan Da 短 打. Ia memiliki sifat yang tidak baik karena suka melakukan kejahatan, gemar berkelahi, dan selalu membuat kekacauan.
Dewa Gunung mempunyai peranan sebagai Wen Jing 文 净. Ia merupakan dewa yang mempunyai sifat baik, arif, dan bijaksana.
Putra Rusa mempuyai peranan sebagai Wu Jing武 净, karena ia adalah seorang prajurit dan ia mempunyai kemampuan berkelahi.
Putra Bangau mempunyai peranan sebagai Wu Jing 武 净, karena ia adalah seorang prajurit dan ia mempunyai kemampuan berkelahi.


Kostum dan Tata Rias Pemain
Drama Cina Tradisional sangat memperhatikan warna kostum yang dikenakan oleh pemainnya, karena warna-warna tersebut mewakili sifat atau karakter dari seorang tokoh yang berperan di dalam cerita.
Kostum yang dikenakan oleh tokoh-tokoh yang terdapat dalam Drama Ular Putih terdiri dari:
Bai Suzhen
Memakai pakaian berwarna putih yang melambangkan kesedihan yang selalu menerpa hidupnya.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah, kuning keemasan. Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.

Xiao Qing
Memakai pakaian berwarna hijau keemasan yang melambangkan seseorang yang penuh semangat, setia dan mempunyai keberanian yang tinggi.
Tata rias wajahnya sama dengan tata rias wajah Bai Suzhen. Warna yang mendominasi yaitu warna merah dan kuning keemasan. Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.

Xu Xian
Memakai pakaian berwarna hitam dan dikombinasi dengan warna merah yang melambangkan bahwa ia masih muda, jujur serta baik hati.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan sedikit warna hitam. Warna-warna tersebut melambangkan keberanian, kesetiaan, dan juga kejujuran.

Biksu Fa Hai
Memakai pakaian yang berwarna biru tua yang melambangkan seseorang yang hatinya penuh dengan kelicikan, kejahatan sehingga dapat menimbulkan kesengsaraan pada orang lain.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna putih dan biru, melambangkan bahwa ia adalah seseorang yang jahat dan kejam.

Dewa Gunung
Memakai pakaian dengan dominasi warna kuning, merah tua, dan sedikit warna ungu. Warna-warna tersebut melambangkan sesuatu yang agung, kemegahan, dan kebesaran seorang Dewa.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.

Putra Rusa
Memakai pakaian dengan dominasi warna kuning, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut yang melambangkan kesetiaan, pengabdian, selain itu memiliki karakter kurang baik.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.

Putra Bangau
Memakai pakaian dengan dominasi warna kuning, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut yang melambangkan kesetiaan, pengabdian, selain itu memiliki karakter kurang baik.
Tata rias wajahnya didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan Warna-warna tersebut melambangkan kesetiaan, keberanian, dan juga ia bisa melakukan sesuatu yang gaib.

Skenario Legenda Ular Putih


Babak 1
Pertemuan Bai Suzhen dan Xu Xian

Juru Kisah:
Alkisah, seekor ular putih berhasil menyelesaikan pertapaannya selama ratusan tahun di Gunung Emei. Ia menjelma menjadi wanita cantik jelita bernama Bai Suzhen. Bersama adiknya, Xiao Qing, Bai pergi meninggalkan Gunung Emei untuk melihat-lihat dunia luar, sampailah mereka di Danau Xihu di kota Hangzhou.

Adegan 1
(Alunan musik terdengar)
(Bai Suzhen dan Xiao Qing sedang berjalan-jalan di danau Xihu)
Xiao Qing : (Memandang ke sekeliling danau) Amboi, indah sekali pemandangan di danau ini. Cuacanya cerah, angin berhembus sepoi-sepoi, di kiri dan kanan tampak daun-daun Willow berguguran, menambah keindahan dan kesenduan suasana di danau Xihu ini.
Bai Suzhen : Kau benar adikku.

(Saat Bai Suzhen melihat ke sekeliling danau itu, tiba-tiba pandangannya terpaku pada sesosok pemuda yang sangat tampan dan tampaknya ia adalah seorang yang terpelajar)
Bai Suzhen : (Memandang dengan takjub) Sungguh aku tak menduga di tempat yang indah ini bisa menemukan seorang pemuda yang rupawan.
Xiao Qing : Pemuda mana yang kakak maksud? Apakah pemuda yang berdiri di jembatan itu? Kak, aku memiliki ide… (Xiao Qing lalu berbisik-bisik kepada Bai Suzhen)


Juru Kisah:
Bai Suzhen dengan sihirnya menurunkan hujan yang disertai dengan angin kencang di sekitar danau. Satu-satunya tempat yang mempunyai atap adalah sebuah perahu tak jauh dari mereka, kemudian Bai Suzhen menyuruh Xiao Qing untuk menyewanya.

Bai Suzhen : Xiao Qing pergilah ke sana, katakan bahwa kita ingin menyewanya

(Xiao Qing tergopoh-gopoh berlari menuju perahu)
Xiao Qing : Tukang perahu, kami ingin menyewa perahumu.
Tukang Perahu : Maaf nona, aku sebenarnya tidak keberatan, namun perahu ini telah disewa oleh pemuda itu. Kalau ia mengizinkan, aku akan mengantar kalian.

(Bai Suzhen dan Xiao Qing kemudian menghampiri pemuda itu.)
Bai Suzhen : Tuan, hujan turun dengan lebatnya. Bolehkah kami berdua menumpang perahu tuan untuk pulang?

(Ketika melihat Bai Suzhen, pemuda tersebut sangat terpesona dengan kecantikan wanita itu.)
Xu Xian : Tentu saja, naiklah! aku akan mengantar kalian pulang. Lagipula aku tidak akan tega membiarkan kalian berdua basah kuyup seperti ini.
Bai Suzhen : Terima kasih, tuan.

(Bai Suzhen dan Xiao Qing naik ke atas perahu)
Xu Xian : (Melirik ke arah Bai Suzhen) Sama-sama. Ehm… nona kalau boleh saya tahu rumah kalian ada dimana?
Bai Suzhen : Rumah kami ada di Gerbang Qibo.
Xu Xian : Baiklah. Pak, tolong ke Gerbang Qibo, setelah itu baru ke Gerbang Qiantang.
Tukang Perahu : Baiklah.

Adegan 2
(Selama di dalam perahu, pemuda itu berdiri di ujung perahu sambil memakai payungnya. Hal ini membuat badannya menggigil karena kedinginan.)
Xiao Qing : Kakak, lihat pemuda itu. Mengapa ia berdiri di sana, tidak bergabung di sini bersama kita. Aneh sekali.

(Bai Suzhen tidak menjawab apapun. Di dalam hati ia berpikir pemuda itu tidak hanya tampan tapi juga berakhlak mulia. Hal ini membuat Bai Suzhen semakin tertarik pada pemuda itu. Terdengar Tukang Perahu melantunkan puisi)

(Alunan musik terdengar)
Tukang Perahu : Indahnya pemandangan Danau Xihu
Di bulan kedua
Berlayar di tengah angin kencang
Perahu bagus nan mewah
Yang selalu kukendarai
Tahun demi tahun
Menatap daun berguguran
Dari pohon willow ratusan tahun
Xiao Qing : Kakak, berhentilah melamun. Kita sudah sampai. Mari kita turun.

(Hujan masih turun dengan derasnya, pemuda itu menghampiri kedua gadis tersebut)
Xu Xian : Nona, hujan masih sangat deras. Ini, gunakanlah payungku.
Bai Suzhen : Terima kasih tuan, hari ini kami sudah sangat merepotkanmu. Besok datanglah ke rumah kami untuk mengambil payung ini sekaligus untuk minum teh.
Xu Xian : Ehm… Baiklah, besok aku akan datang ke rumah nona. Oh iya, saya lupa untuk memperkenalkan diri saya. Marga saya Xu dan nama saya Xian
Bai Suzhen : Tuan Xu Xian, senang bertemu dengan anda. Saya Bai Suzhen dan ini adik saya, Xiao Qing. Rumah kami adalah bangunan yang berwarna merah di sebelah pojok barat. Kami tentu akan menunggu kedatangan Anda besok.
Xu Xian : Baiklah. Sampai jumpa besok.



Babak Kedua
Pernikahan

Adegan 1
Juru Kisah:
Keesokan harinya Xu Xian datang ke rumah Bai Suzhen seperti apa yang ia janjikan. Awalnya ia ragu untuk masuk ke dalam bangunan itu namun tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.

(Alunan musik terdengar)
(Xu Xian dengan ragu-ragu sedang berdiri di depan rumah Bai Suzhen)
Xiao Qing : Tuan Xu, mengapa kau hanya berdiri saja di depan pintu? Mengapa tidak masuk saja? Kakakku sudah menunggu kedatanganmu.
Xu Xian : (Terkejut) Aku hanya sekedar memastikan saja apakah ini benar-benar rumah nona Bai.
Bai Suzhen : (Bai Suzhen berteriak dari dalam rumah) Xiao Qing, apakah tuan Xu Xian sudah datang?
Xiao Qing : Lihatlah, kak! Orang yang kau tunggu-tunggu sudah datang.

(Xu Xian dan Xiao Qing masuk ke dalam rumah. Bai Suzhen dengan gembira keluar dari kamarnya. Ia lalu menyuruh Xiao Qing untuk menyiapkan teh dan makanan kecil).
Xu Xian : (Xu Xian tampak sangat kikuk) Rumah ini sangat besar dan sepi. Apakah nona hanya tinggal berdua saja?
Bai Suzhen : Beberapa tahun yang lalu orang tuaku meninggal dunia. Hanya Xiao Qing yang setia menemaniku. Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri.
Xu Xian : Maafkan aku sudah membuatmu bersedih.
Bai Suzhen : Sudahlah tidak apa-apa.
Xiao Qing : (Xiao Qing datang sambil membawa teh dan makanan kecil) Tuan, silakan minum tehnya.
Bai Suzhen : Silakan tuan, jangan sungkan-sungkan dan anggap saja rumah sendiri.
Xiao Qing : Ini benar-benar hari yang baik, kalau hanya minum teh rasanya ada yang kurang. Oh iya, bagaimana kalau saya bawakan sepoci arak untuk merayakan hari baik ini?
Bai Suzhen : Wah, ide yang bagus.

(Bai Suzhen dan Xu Xian bercakap-cakap sambil menikmati arak. Setelah meminum beberapa gelas arak, Xu Xian tampak lebih santai. Bai Suzhen dan Xu Xian tampak sangat menikmati perbincangan mereka)

Juru Kisah:
Bai Suzhen kemudian dapat menyimpulkan bahwa Xu Xian adalah orang yang menarik dan ditambah lagi dengan kejadian kemarin membuat Bai Suzhen semakin yakin bahwa Xu Xian adalah pemuda yang baik hati. Ia pun jatuh cinta pada Xu Xian dan ingin menikahinya. Hal ini pun disadari juga oleh Xiao Qing yang ingin menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan.

(Alunan musik terdengar)
(Bai Suzhen masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Xiao Qing menghampiri Xu Xian untuk menanyakannya mengenai pernikahan)
Xiao Qing : Tuan Xu apakah kau sudah mempunyai istri?
Xu Xian : (Mukanya merah karena mabuk) Aku belum menikah. Mengapa nona menanyakan hal ini?
Xiao Qing : Kebetulan sekali! Kakak juga belum menikah. Menurutku kalian sangat cocok. Bagaimana bila kalian menikah saja?
Xu Xian : Nona Bai sangat rupawan, sedangkan aku hanyalah seorang pria miskin yang bekerja sebagai asisten sebuah toko obat.
Xiao Qing : Tenang saja. Keluarga kakak Bai sangat kaya. Bagi kakak, harta bukanlah hal yang utama.



(Xu Xian tampak ragu-ragu mengenai pernikahan ini, tetapi menikahi seorang wanita yang sangat cantik, baik hati dan kaya adalah suatu kesempatan yang langka)
Xu Xian : Baiklah, aku akan menikahinya. Aku akan pulang untuk memberi tahu kabar gembira ini pada kakak dan kakak iparku.
Xiao Qing : Tapi tuan… sekarang sudah malam, perahu pun sudah tidak ada lagi. Bagaimana kalau anda bermalam di sini.
Xu Xian : Ehm…apa kata orang nanti bila aku bermalam di sini. Orang-orang pasti akan berpikiran buruk tentang kalian.
Xiao Qing : Aku memiliki ide bagus! Bagaimana kalau kalian menikah saja sekarang? Kau tidak perlu memberitahu kakakmu lagipula kau sudah dewasa, kakakmu pasti tidak keberatan. Tunggu sebentar, aku akan mempersiapkan segalanya.
Juru Kisah:
Xiao Qing bergegas memberitahu Bai Suzhen bahwa Xu Xian setuju untuk menikah dengannya. Xiao Qing kemudian pergi ke ruang tamu untuk mempersiapkan pernikahan. Dengan kekuatan yang dimilikinya dalam sekejap ruang tamu diubah menjadi sebuah ruangan pernikahan.

(Alunan musik terdengar)
(Xu Xian yang berada di ruang tamu terkejut dengan dekorasi pernikahan yang telah siap. Tak lama kemudian Xiao Qing datang bersama Bai Suzhen)
Xu Xian : (Memandang Bai Suzhen) Nona Bai, bersediakah kau mengarungi samudera kehidupan bersamaku? Menikahlah denganku.
Bai Suzhen : Hm… baiklah.
Xiao Qing : Bagus sekali! Siapa yang tidak setuju? Manusia, jin atau setan yang tidak setuju, bicara sekarang atau bungkam selamanya! Ya sudah kalau semuanya sudah setuju kita mulai saja upacara pernikahan ini.

(Alunan musik terdengar)
Juru Kisah:
Bai Suzhen dan Xu Xian lalu bersujud dan berkowtow kepada Langit dan Bumi, dengan begitu mereka resmi menjadi suami dan istri.


Adegan 2
(Setelah melalui indahnya malam pertama bersama, tibalah keesokan paginya. Xu Xian dan Bai Suzhen berada di kamar tidur)
Bai Suzhen : Suamiku, bagaimana kalau kita membuka toko obat?
Xu Xian : Baiklah. Di kota Zhenjiang toko obat memang belum terlalu banyak.
Bai Suzhen : Sekarang kita harus memikirkan nama untuk toko obat kita. Ingat suamiku, nama yang baik akan membawa keberuntungan yang baik pula.
Xu Xian : ‘Bao He’. Istriku, bagaimana menurutmu dengan nama itu?
Bai Suzhen : Kedua kata tersebut mengandung makna kemakmuran. Benar-benar nama yang baik.






Babak ketiga
Pertemuan Xu Xian dengan Fa Hai

Adegan 1
Juru Kisah:
Xu Xian dan Bai Suzhen kemudian membuka toko obat di kota Zhenjiang. Bai Suzhen dengan kesaktiannya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hal ini membuat Bai Suzhen dan toko obat mereka menjadi sangat terkenal. Kebahagiaan mereka pun semakin lengkap dengan kehamilan Bai Suzhen.
Berita mengenai kehebatan Bai Suzhen dalam pengobatan sampai ke telinga Fa Hai, kepala biksu kuil Jin Shan. Walaupun dikenal sebagai orang suci, namun ia adalah seorang yang berhati licik dan jahat. Fa Hai yang mengetahui Bai Suzhen adalah seekor siluman ular putih, memutuskan untuk turun gunung untuk memperingatkan Xu Xian.

(Alunan musik terdengar)
(Fa Hai menghampiri Xu Xian di depan toko obat)
Fa Hai : Amitaba. Tuan, apakah anda pemilik toko obat ini?
Xu Xian : Ya, benar.
Fa Hai : Saya adalah Fa Hai, kepala biksu kuil Jin Shan. Ada hal penting yang harus saya sampaikan padamu.
Xu Xian : Ya, tentu saja. Mari masuk biksu.

(Xu Xian dan Fa Hai masuk ke dalam rumah)
Fa hai : Tuan, tadi saat saya melintas di depan toko anda, saya merasakan hawa jahat memancar keluar dengan dahsyatnya dari dalam.
Xu Xian : (Xu Xian terperanjat) Apa maksud perkataan biksu?
Fa Hai : Istri anda adalah seekor siluman ular putih. Sebaiknya anda berhati-hati, kelak ia dapat menghabisi nyawa anda.
Xu Xian : Biksu! Anda sudah keterlaluan! Istriku sangat pengasih dan penyayang. Setiap hari ia selalu menolong orang. Jangan asal bicara!
Fa Hai : Hasrat cinta telah membutakan mata hatimu. Dua hari lagi adalah festival perahu naga. Hari itu, ajaklah istrimu minum beberapa cangkir arak. Kalau dia benar seekor siluman, maka ia akan berubah kembali ke wujud aslinya. Sekarang saya permisi dulu. Mohon tuan mempertimbangkan kata-kata saya tadi. Ini semua hanya untuk menolong tuan semata.


Juru Kisah:
Xu Xian tidak mengantar kepergian Fa Hai. Perkataan biksu itu membuat Xu Xian sangat marah bukan kepalang. Di lain sisi, hatinya juga terusik untuk membuktikan perkataan Fa Hai.

Adegan 2
Juru Kisah:
Dua hari dilalui Xu Xian dengan penuh kegelisahan. Hal ini tentu saja membuat Bai Suzhen dan Xiao Qing merasa bingung, namun tidak satupun dari mereka yang berani menanyakan perihal tersebut kepada Xu Xian.

(Alunan musik terdengar)
(Bai Suzhen dan Xiao Qing berada di dalam rumah)
Bai Suzhen : Adik, hari ini pergilah mengasingkan diri. Pertapaanmu masih belum sempurna, jangan sampai Xu Xian memergokimu dalam wujud aslimu.
Xiao Qing : Baik kak. Tapi… bagaimana denganmu kak? Aku tidak tega meninggalkanmu sendiri dalam keadaan hamil seperti sekarang.
Bai Suzhen : Tenanglah dik. Pertapaanku sudah mencapai taraf kesempurnaan, lagipula ada Xu Xian, ia akan menjagaku. Kepergianmu kali ini biar aku yang jelaskan nanti pada Xu Xian.
Xiao Qing : Aku mengerti kak. Aku pergi takkan lama, hanya sekejap saja aku akan kembali lagi.

(Tidak lama setelah Xiao Qing pergi, Xu Xian datang menemui Bai Suzhen yang berada di dalam kamar tidur)
Xu Xian : Istriku! Istriku! Eh? Sedang apa kau sendirian di sini? Xiao Qing dimana?
Bai Suzhen : Hari ini Festival Perahu Naga, maka aku mengijinkannya pergi bermain.
Xu Xian : Ide yang baik. Kita jadi memiliki waktu untuk bersama, hanya berdua saja istriku.
Bai Suzhen : Suamiku, saat ini aku akan mengabulkan apapun keinginanmu.
Xu Xian : Baiklah, temani aku minum beberapa cangkir arak.
Bai Suzhen : (Tertegun sejenak). Tapi suamiku, apakah kau lupa aku sedang mengandung dua bulan. Lebih baik aku tidak minum arak dulu.
Xu Xian : (Sedikit memaksa). Tadi kau katakan akan mengabulkan segala keinginanku. Hanya minum beberapa cangkir saja tentu tidak apa istriku.
Bai Suzhen : (Terdengar ragu-ragu). Baiklah suamiku. Tapi hanya seteguk saja, ini kulakukan untukmu.

(Bai akhirnya meminum seteguk arak yang diberikan Xu Xian. Seteguk saja langsung membuat wajah Bai Suzhen memerah).
Xu Xian : Istriku, ternyata kau tidak kuat minum arak ini? Pantas saja tadi kau bersikeras tidak mau meminum arak ini.
Bai Suzhen : Aduh, kepalaku sangat pusing. Tubuhku mendadak terasa tidak enak. Aahh… (jatuh ke bawah)
( Xu Xian membopong Bai Suzhen ke ranjang)

(Xu Xian kemudian membuatkan obat untuk Bai Suzhen. Sesaat setelah Xu Xian keluar dari kamar, terdengar suara gaduh dari dalam kamar. Khawatir terjadi sesuatu pada Bai Suzhen, Xu Xian langsung kembali kedalam kamar untuk melihat keadaan Bai Suzhen)
Xu Xian : (Seraya berjalan menghampiri Bai Suzhen) Istriku apa yang terjadi padamu? Suara apa itu? Istriku…mengapa kau tidak menjawabku? Istriku…whuaaaa… (Memegang dadanya lalu jatuh tersungkur)

(Alunan musik terdengar)
(Tanpa diduga, seekor ular putih besar muncul dihadapan wajah Xu Xian. Xu Xian terperanjat, hingga membuat jantungnya seketika berhenti. Karena rasa takut yang amat sangat, Xu Xian meninggal dunia)



Babak Keempat
Mencuri obat dewa dan pembuktian cinta abadi Bai Suzhen

Adegan 1
Juru Kisah:
Keesokan harinya Xiao Qing kembali dari persembunyiannya. Ketika masuk ke dalam rumah, Xiao Qing mendapati Xu Xian tergeletak di lantai, tanpa nyawa. Lalu ia menuju ke ranjang dan mendapati Bai Suzhen masih terkulai lemah di ranjangnya.

Xiao Qing : (Mukanya pucat) Kakak! Kakak! Lekaslah bangun kak!
Bai Suzhen : Ungh… Perihal apakah yang demikian penting hingga kau terburu- buru membangunkan aku adik?
Xiao Qing : Kakak! Apa yang terjadi pada suamimu Xu Xian? Aku mendapatinya telah meninggal dunia.
Bai Suzhen : (Terperanjat seraya bangkit dari tidurnya) Apa katamu? Apa yang terjadi pada suamiku? (Segera berlari menghampiri mayat Xu Xian) Suamiku! Suamiku! Tidaaakk! Ia pasti melihat wujud asliku dan mati terperanjat karenanya. Ini semua salahku.
Xiao Qing : Tenanglah kak. Masih ada cara untuk menyelamatkan suamimu.
Bai Suzhen : Benarkah? Cara apakah itu?
Xiao Qing : Konon, di gunung Kunlun ada tumbuhan obat dewa yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati. Sayangnya, tempat itu dijaga dengan ketat oleh dua dewa penjaga, yaitu Putra Rusa dan Putra Bangau.
Bai Suzhen : Tak apa. Cintaku sebesar dunia, sedalam samudera, setinggi langit di angkasa. Apapun akan kuterjang untuk mendapatkan obat itu.


Adegan 2
Juru Kisah:
Bai Suzhen lalu segera terbang menuju gunung Kunlun. Tepat tengah malam, ia sampai di sana. Ketika akan mengambil obat dewa tersebut, ia dihalangi oleh Putra Rusa dan Putra Bangau.
Putra rusa : (Menghunuskan pedang) Siluman laknat! Lancang sekali kau datang kemari mencuri obat dewa.
Bai Suzhen : Tuan-tuan, hamba tidak ingin mencuri. Suami hamba meninggal karena melihat wujud asli hamba. Hamba ingin menggunakan obat dewa itu untuk membangkitkan suami hamba. Mohon kemurahan hati tuan.
Putra Bangau : Huh! Langit juga punya aturan. Obat dewa tidak bisa diberikan sembarangan pada manusia. Pergilah dari sini!
Bai Suzhen : Aku tak akan pergi dari sini sebelum mendapatkan obat itu.
Putra Rusa : Lancang! Berani mengacau di alam dewa. Jangan salahkan aku kalau kau terluka! Terima ini! Hiat!

(Alunan musik terdengar)
(Putra Rusa menghujamkan pedangnya ke arah Bai Suzhen, Bai Suzhen dapat menangkisnya dengan pedang yang dibawanya. Putra Bangau hanya melihat pertarungan yang terjadi)


Juru Kisah:
Putra Rusa menyerang Bai Suzhen. Mereka terlibat dalam duel yang seru. Putra Rusa dengan kesaktiannya melancarkan berbagai serangan yang mematikan. Bai Suzhen mengeluarkan serangan andalannya dan berhasil melukai Putra Rusa.

Putra Rusa : (Jatuh tersungkur) Aargh! Bedebah kau siluman!
Putra Bangau : (Mengarahkan pedangnya ke arah Bai Suzhen) Siluman terkutuk! Terima seranganku ini!

(Alunan musik terdengar)
(Kali ini giliran Putra Bangau yang berduel dengan Bai Suzhen. Putra Bangau puluhan kali lebih kuat dari Putra Rusa. Bai Suzhen yang telah kelelahan akhirnya terluka oleh serangan Putra Bangau).

Putra Bangau : Akan kukirim kau ke lembah neraka terdalam! Matilah kau siluman! Pukulan tujuh cahaya nirwana!

(Tiba-tiba dengan ajaib Dewa Gunung muncul di antara Bai Suzhen dan Putra Bangau)
Dewa Gunung : Hentikan!!
Putra Bangau : Guru…
Bai Suzhen : (Menunduk) Oh dewa, mohon belas kasihanmu. Hamba membutuhkan obat dewa itu untuk menyelematkan nyawa suami hamba.
Putra Rusa : Lancang kau siluman! Tidak ada yang menyuruhmu bicara!
Dewa Gunung : Putra Rusa, Putra Bangau, tenanglah! Siluman, bawalah obat itu dan selamatkanlah suamimu.
Bai Suzhen : Terima kasih dewa, hamba tidak akan melupakan budi baik dewa.
(Bai Suzhen dengan cepat mengambil obat dewa)

(Setelah berhasil mendapatkan obat dewa, Bai Suzhen segera terbang melesat ke angkasa meninggalkan Gunung Kunlun).
Putra bangau : Mengapa guru memberikan obat dewa pada siluman? Terlebih lagi hanya untuk menyelamatkan nyawa seorang manusia biasa.
Dewa Gunung : Muridku… Aku membantunya karena sangat menghargai cinta yang luar biasa dari siluman itu untuk suaminya. Dengar dan camkanlah ini! Cintailah cinta!
(Alunan musik terdengar)

Adegan 3
Juru Kisah:
Bai Suzhen kembali dengan membawa obat dewa. Xiao Qing yang terus-menerus mengkhawatirkan keadaan kakaknya sangat gembira menyambut kedatangan Bai Suzhen.

(Bai Suzhen datang kembali ke rumah. Xiao Qing berdiri menunggu)
Xiao Qing : Ah! Kakak! Akhirnya kau kembali dengan selamat. Aku sangat cemas menunggumu.
Bai Suzhen : Maafkan aku telah membuatmu khawatir. Akhirnya aku bisa mendapatkan obat itu.
Xiao Qing : Kakak, segera berikan obat ini kepada Xu Xian. Dia pasti akan segera sadar.
Bai Suzhen : Baiklah.

(Bai Suzhen meminumkan obat itu kepada Xu Xian, tak lama kemudian Xu Xian mulai kembali bernafas)
Bai Suzhen : Suamiku kau sudah siuman. Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu.
Xu Xian : (Tersadar) Ungh…
Bai Suzhen : Xiao Qing, berkat obat ajaib itu suamiku akhirnya selamat.
Xiao Qing : Ini bukan hanya karena obat ajaib itu, tetapi juga karena kekuatan cintamu kak.


Babak Kelima
Cinta Sejati Tak Akan Pernah Mati

Juru Kisah:
Keesokan paginya, Xu Xian kembali sadar, tetapi bayangan ular putih yang dilihatnya pada hari Festival Perahu Naga masih terbayang di benaknya. Perkataan Fa Hai terus terngiang, namun ia berusaha menutupi ketakutannya itu dari istrinya. Bai Suzhen menyadari kejanggalan yang ditunjukkan suaminya. Ia bersama Xiao Qing menyusun rencana untuk mengelabui Xu Xian.

(Alunan musik terdengar)
(Di dalam rumah, Bai Suzhen menghampiri Xu Xian)
Bai Suzhen : Suamiku, beberapa hari ini kau tampak aneh. Ada apa denganmu?
Xu Xian : Sebenarnya, beberapa hari yang lalu seorang biksu menemuiku. Ia mengatakan hal yang sangat mengacaukan pikiranku.
Bai Suzhen : (Kaget) Apa yang ia katakan?
Xu Xian : Ia mengatakan bahwa kau adalah penjelmaan dari seekor siluman ular putih.
Bai Suzhen : Kau percaya?
Xu Xian : Sebenarnya aku sangat mencintaimu istriku, aku tidak ingin mempercayai perkataan apapun dari biksu itu. Ia menyuruhku membuktikan sendiri dengan menyuruhmu minum arak pada hari Festival Perahu Naga. Pada hari itu, setelah aku membaringkanmu, tiba-tiba aku melihat ular besar muncul dari ranjang.
Bai Suzhen : Apakah kau meragukan keberadaanku sebagai manusia?
Xu Xian : (Pucat) Aku… Aku…

(Mendadak Xiao Qing berteriak dari luar kamar Xu Xian dan Bai Suzhen)
Xiao Qing : Kakak! Kakak! Lihatlah keluar!

(Xu Xian dan Bai Suzhen segera beranjak ke jendela melihat ke luar. Xu Xian sangat terkejut mendapati sesosok ular besar berwarna putih merayap di halaman rumah mereka, sebelum akhirnya menghilang dengan penuh keajaiban)
Xu Xian : Istriku! Itulah ular yang kulihat tempo hari.
Bai Suzhen : Suamiku, tidak tahukah kau makhluk apa itu?

(Xiao Qing menghampiri mereka berdua dan turut angkat bicara)
Xiao Qing : Kakak ipar sungguh bodoh. Mengira “naga putih” adalah siluman.
Bai Suzhen : Orang dulu berkata, konon apabila rumah kita dihampiri oleh naga putih adalah pertanda datangnya kemakmuran.
Xu Xian : Istriku… maafkan aku. Aku sungguh bodoh karena lebih mempercayai kata-kata orang lain daripada mempercayai istriku sendiri. Aku tidak akan menyalahkanmu apabila kau akan meninggalkanku.
Bai Suzhen : Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan, semua takkan mampu mengubahku. Hanyalah kau yang ada di relungku. Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta.
Xu Xian : (Menghampiri Bai Suzhen dan memeluknya) Terima kasih istriku. Aku mencintaimu… sangat mencintaimu.
(Alunan musik terdengar)

Juru Kisah:
Xu Xian mendekap erat Bai Suzhen, dalam hatinya ia sangat menyesali kebodohannya. Walau demikian, saat ini perasaan cinta terhadap istrinya semakin besar. Dalam hatinya ia berharap agar kemesraan ini janganlah cepat berlalu.






Kesimpulan

Cerita Legenda Ular Putih telah mengalami beberapa kali perubahan. Versi yang ada pun berbeda-beda dan terdapat beberapa perbedaan yang cukup jelas antara cerita versi yang satu dengan versi yang lain. Dalam makalah ini versi yang ditampilkan sama dengan versi buku yang kami pakai, yaitu Legenda Ular Putih yang ditulis oleh Zhao Qingge (赵 清 阁). Dari skenario yang kami tampilkan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakter Bai Suzhen yang dalam versi original ditampilkan sebagai siluman yang jahat dan licik. Pada skenario makalah ini, Bai Suzhen digambarkan sebagai wanita yang baik hati, suka menolong, dan rela berkorban demi cinta.
2. Karakter Fa Hai yang dalam versi original ditampilkan sebagai biksu yang baik hati dan pembela kebenaran, dalam skenario makalah ini, walau ditampilkan sangat sedikit sekali, digambarkan sebagai biksu yang jahat, licik, dan tidak mengenal cinta.
3. Walaupun dalam skenario makalah ini Bai Suzhen digambarkan sebagai siluman yang baik hati, namun untuk mendapatkan cinta Xu Xian ia beberapa kali melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
4. Dalam skenario makalah ini, Dewa Gunung merupakan karakter yang baik hati karena ia memberikan obat dewa kepada Bai Suzhen, meskipun Bai Suzhen adalah seekor siluman. Hal ini ia lakukan karena ia tersentuh dengan kisah cinta antara Bai Suzhen dengan Xu Xian.
5. Dalam hidup ini terdapat cinta sejati yang dapat diraih walaupun memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
Setiap karya sastra tentu tidak lepas dari usaha penyampaian pesan dari penulisnya. Pesan yang dapat ditangkap dari penceritaan kisah Legenda Ular Putih ini bahwa cinta adalah suatu hal yang universal. Semua makhluk dapat memiliki cinta dan mewujudkan perasaan cinta tersebut dengan caranya masing-masing. “Cintailah Cinta!”


Referensi

Mackerras, Colin P. 1972. The Rise of Peking Opera 1770-1870. London: Oxford University Press

Zhao, Qingge. 1997. The Legend of White Snake. Beijing: New World Press

1 komentar:

  1. http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/prilly-latuconsina-tak-mau-umbar.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/2050-matahari-akan-alami-pendinginan.html
    http://taipanqqculinary.blogspot.com/2018/02/tersedia-freezer-es-krim-gratis-bagi.html

    QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus